Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan pada saat mencaribahan2 untuk ramuan agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal.
Waktu memetik bahan jamu.
1. Daun dipetik saat tanaman berbunga dan atau sebelum buahnya masak.
2. Bunga dipetik sebelum atau segera setelah mekar.
3. Buah dipetik dalam keadaan masak atau segar.
4. Biji diambil dari buah yang masak sempurna.
5. Akar, rimpang (rhizoma), umbi (tuber), dan umbi
lapis (bulbus), dikumpulkan saat pertumbuhannya berhenti.
Setelah bahan2 dikumpulkan tentunya harus dicuci.
Pada saat mencuci bahan ramuan, hendaknya menggunakan air yang mengalir
ato kran. Agar kotoran dll yang melekan bisa menjauh dan tidak menempel
lagi pada bahan rempah2nya.
Bila tidak memerlukan bahan2 segar, bisa dikeringkan untuk mengurangi kadar air dalam bahan namun tidak mengurangi khasiatnya.
1. Untuk pengeringan bahan2 yang besar ato banyak mengandung air, bisa di potong2 ato di iris. kecil2.
2. Pengeringan bisa langsung dibawah sinar matahari ato bisa
menggunakan pelindung strimin halus agar pengeringannya tidak terlalu
cepat.
3. Bisa juga dilakukan hanya dengan meng-angin2kan ditempat yang teduh ato diruangan yang aliran udaranya baik.
Cara merebus ramuan:
1. Sebelum direbus, harus sudah dicuci bersih, untuk bahan2 yang besar ato tebal bisa dipotong seperlunya.
2. Perebusan menggunakan pot tanah (ceramic clay pot) / keramik ato panci email.
3. Jangan merebus jamu menggunkan panci dari besi, aluminium ato
kuningan. Karena dapat menimbulkan endapan, konsentrasi larutan obat
jadi rendah, bisa terbentuk racun (toksik) ato bisa timbul afek samping
dari reaksi kimia dengan bahan2 yang direbus.
4. Gunakan air bersih ato murni, kecuali untuk ramuan dengan ketentuan khusus.
5. Masukkan bahan2 dulu kemudian airnya, dan semua bahan harus terendam air. tinggi permukaan air 30 mm diatasnya.
6. Perebusan dimulai bila di-kira2 air nya sudah meresap ke dalam bahan2 jamu.
7. Rebus dengan api yang sesuai ketentuannya. Ada ramuan yang harus
menggunakan api besar, tapi ada juga yang harus menggunakan api kecil.
8. Biasanya untuk bahan2 yang dipakai untuk menguatkan (tonik), pakai api kecil.
9. Sedang bahan2 yang berkhasiat untuk mengeluarkan keringat, menggunakan api besar.
10. Bila tidak ada ketentuan lain maka perebusan dianngap selesai bila air rebusan tersisa jadi setengahnya.
11. Bila bahan yang direbus adalah bahan2 kras (biji, batang, kulit
kayu dll) maka perebusan dianngap selesai setelah air rebusan tersisa
1/3 nya.
12. Untuk bahan2 yang beser, keras ato sulit dibikin
ekstrak Misalnya kulit kerang ato mineral dll, bahan bisa dihancurkan
lebih dulu kemudian direbus sekitar 10 menit sebelum bahan2 yang lain
direbus.
13. Bila menggunakan bahan yang mudah menguap, aktif dan
mudah terurai, misalnya peppermint, akar costus dll. bahan tersebut
dimasukkan terakhihr kira2 4-5 menit sebelum diangkat.
14. Beberapa
bahan ada yang harus direbuh dalam bungkusan/ misalnya biji daun sendok
ato bunga inula dll. karena bisa menimbulkan kekeruhan dan berefeek
iritasi pada tenggorokan.
15. Untuk menghindari pengurangan khasiat
ato kerusakan zat2 kasiatnya, ada beberapa bahan yang harus direbus
terpisah. misalnya ginseng dll.
16. Ada juga bahan2 yang harus direbus terlebih dahulu sampai mendidih, terpisah dengan bahan2 lainnya.
Pada umumnya, ramuan diminum dalam keadaan hangat, untuk pengobatan sindroma panas, ramuan diminum dalam keadaan dingin.
Kadang pengobatan dengan herba ini terkesan lambat, tetapi bersifat
konstruktif. Hal ini berbeda dengan obat2 kimiawi yang terasa lebih
cepat menyembuhkan tetapi bersifat destruktif (merusak bagian yang
lain).
Oleh karena itu, ramuan herbal tidak dianjurkan pemakaiannya terutama untuk penyakit infeksi yang sifatnya mendadak.
Jadi sebaiknya tidak perlu fanatik mengandalkan herbal saja ato obat kimia saja.
Bp. Indra Sabda Dadi
085643424849, 081227774549, 087834142299